Tepiskan dulu perdebatan berabad-abad tentang bid’ah atau tidaknya maulid nabi. Belum saatnyakah kegiatan tiap tahun ini dievaluasi? Bukan menggugat peringatannya, tapi efektifitas isi acaranya.
Memang kebenaran kisahnya perlu diuji oleh sejarawan, tentang Sholahuddin Al Ayyubi yang membangkitkan semangat umat Islam dengan maulid dan barzanji. Terlepas shahih tidaknya cerita itu, bukankah yang diinginkan dari peringatan maulid adalah perbaikan kondisi umat muslim? Lalu sudah sejauh apa efektifitasnya?
Ketika Ratib, Maulid Barzanji, Dibayiah, Simtudduror, Syarfal Anam dibacakan, berapa persen hadirin yang mengerti lalu tergugah semangatnya? Jangan sampai mereka yang hadir sekedar mendengar lantunan tanpa paham makna.
Ketika tetabuhan bergemuruh, apakah sudah mampu memantik semangat kebangkitan Islam? Atau sekedar irama penyemarak?
Ketika berdiri menghormati Nabi, sedalam apa penghayatannya? Kira-kira bila beliau hadir di hadapan, mampukah hadirin menceritakan kondisi umat Islam yang terpuruk saat ini padanya? Sanggupkah melihat raut kecewanya?
Ketika bangkit menghormati Nabi, tidak tergerakkah hasrat untuk membangkitkan izzah umat Islam? Agar tak ada lagi yang berani menghinanya.
Ketika bangun untuk menghormati Nabi, tidakkah tebersit malu padanya dengan kondisi umat yang terpecah belah?
Kemudian bagaimana dengan ceramah-ceramah maulid, apakah mampu memotivasi hadirin untuk meneladani Rasulullah di semua aspek kehidupan? Karena kalau itu yang terjadi, maka umat Islam jaman ini akan kembali mulia sebagaimana jaman sahabat. Maka jangan sampai ceramah maulid hanya sekedar konten komedi tanpa membekas di hati.
Bagaimana caranya agar peringatan maulid di negeri ini bila dihadiri pejabat maka ia akan malu untuk korupsi, atau taubat bila terlanjur?
Bagaimana caranya agar peringatan maulid di negeri ini bisa membuat pemuda pemudi mengidolakan Rasulullah yang paling utama dari artis-artis Korea?
Bagaimana caranya agar peringatan maulid di jaman ini bisa membuat kafir harbi penghina nabi tak lagi berani membuat karikatur atau olok-olok lainnya?
Wahai alumni maulid, berakhlaklah seperti Nabi dan sebarkan akhlak itu ke penjuru bumi.
Wahai alumni maulid, berdirilah dalam majelis dengan tekad membuat Nabi bangga pada umatnya.
Wahai alumni maulid, jadilah kalian seperti Sholahuddin Al Ayubi. Bahkan jadilah kalian seperti para sahabat yang dekat dengan pribadi Rasulullah.
Agar majelis yang diselenggarakan tiap tahun tak hanya ritual belaka tanpa makna dan membekas.