RSS

Monthly Archives: November 2020

Memuhasabahi Maulid Nabi

Tepiskan dulu perdebatan berabad-abad tentang bid’ah atau tidaknya maulid nabi. Belum saatnyakah kegiatan tiap tahun ini dievaluasi? Bukan menggugat peringatannya, tapi efektifitas isi acaranya.

Memang kebenaran kisahnya perlu diuji oleh sejarawan, tentang Sholahuddin Al Ayyubi yang membangkitkan semangat umat Islam dengan maulid dan barzanji. Terlepas shahih tidaknya cerita itu, bukankah yang diinginkan dari peringatan maulid adalah perbaikan kondisi umat muslim? Lalu sudah sejauh apa efektifitasnya?

Ketika Ratib, Maulid Barzanji, Dibayiah, Simtudduror, Syarfal Anam dibacakan, berapa persen hadirin yang mengerti lalu tergugah semangatnya? Jangan sampai mereka yang hadir sekedar mendengar lantunan tanpa paham makna.

Ketika tetabuhan bergemuruh, apakah sudah mampu memantik semangat kebangkitan Islam? Atau sekedar irama penyemarak?

Ketika berdiri menghormati Nabi, sedalam apa penghayatannya? Kira-kira bila beliau hadir di hadapan, mampukah hadirin menceritakan kondisi umat Islam yang terpuruk saat ini padanya? Sanggupkah melihat raut kecewanya?

Ketika bangkit menghormati Nabi, tidak tergerakkah hasrat untuk membangkitkan izzah umat Islam? Agar tak ada lagi yang berani menghinanya.

Ketika bangun untuk menghormati Nabi, tidakkah tebersit malu padanya dengan kondisi umat yang terpecah belah?

Kemudian bagaimana dengan ceramah-ceramah maulid, apakah mampu memotivasi hadirin untuk meneladani Rasulullah di semua aspek kehidupan? Karena kalau itu yang terjadi, maka umat Islam jaman ini akan kembali mulia sebagaimana jaman sahabat. Maka jangan sampai ceramah maulid hanya sekedar konten komedi tanpa membekas di hati.

Bagaimana caranya agar peringatan maulid di negeri ini bila dihadiri pejabat maka ia akan malu untuk korupsi, atau taubat bila terlanjur?

Bagaimana caranya agar peringatan maulid di negeri ini bisa membuat pemuda pemudi mengidolakan Rasulullah yang paling utama dari artis-artis Korea?

Bagaimana caranya agar peringatan maulid di jaman ini bisa membuat kafir harbi penghina nabi tak lagi berani membuat karikatur atau olok-olok lainnya?

Wahai alumni maulid, berakhlaklah seperti Nabi dan sebarkan akhlak itu ke penjuru bumi.

Wahai alumni maulid, berdirilah dalam majelis dengan tekad membuat Nabi bangga pada umatnya.

Wahai alumni maulid, jadilah kalian seperti Sholahuddin Al Ayubi. Bahkan jadilah kalian seperti para sahabat yang dekat dengan pribadi Rasulullah.

Agar majelis yang diselenggarakan tiap tahun tak hanya ritual belaka tanpa makna dan membekas.

 

Antara Pelacur dan Pemuda Sholeh

Dari dulu pelacur begitu gencar memusuhi orang sholeh. Juraij, seorang pemuda Bani Israil telah merasakan fitnahnya.

Andai Juraij menjawab panggilan ibunya ketika ia sedang sholat sunnah, tentu fitnah itu tak terjadi. Namun kejengkelan ibunya telah memuncak. “Ya Allah, ini adalah Juraij. Dia adalah anakku. Aku mengajaknya berbicara, tetapi dia menolak,” adunya. “Ya Allah, jangan Engkau matikan dia sebelum Engkau memperlihatkan kepadanya wanita pezina.”

Masih beruntung Juraij tidak dikutuk menjadi batu di Pantai Air Manis, Padang. Tapi doa itu saja sudah cukup membuat susah hidupnya.

Seorang pelacur yang molek tertantang untuk menaklukkan pemuda sholeh tersebut. Ia punya rekor menaklukkan pria lebih hebat dari rekor kemenangan 29-0 milik Khabib Nurmagomedov. Tapi Juraij begitu sholeh. Tak mudah takluk dirayu begitu saja.

Tak dapat Juraij, malah seorang penggembala yang diajak berzina. Lalu ketika hamil, diaku-akulah bahwa itu anak pemuda yang terkenal sholeh seantero kampung.

Saat itu test DNA tidak ada. Pelacur mana peduli asal benih yang dikandungnya. Makanya lucu kalau ada pelacur yang menantang orang test DNA. Siapa sih itu?

Orang kampung mempersekusi Juraij. Singkat cerita, orang jujur dimenangkan Allah swt. Bayi yang dilahirkan pelacur itu tiba-tiba berbicara menjawab fitnah tersebut. “Bapakku adalah fulan penggembala kambing.” Case closed.

Kisah lain terjadi juga pada seorang sholeh yang bertemu wanita nakal. Sebuah jebakan dipersiapkan sehingga pemuda tadi masuk ke rumah perempuan tersebut. Setelah di dalam, pintu dikunci.

“Kamu tidak bisa lepas dari saya sebelum engkau minum segelas arak ini atau engkau berzina dengan aku, atau engkau membunuh bayi ini. Jika kamu tidak mau, maka saya akan berteriak dan saya katakan bahwa kamu ini memasuki rumahku. Siapa yang akan percaya kepadamu?” kata si pezina.

Pemuda sholeh memilih arak yang disangkanya risiko terrendah. Tapi ia salah. Dalam keadaan mabuk ia berzina dengan wanita tadi. Dan anak kecil itu juga jadi sasaran oleh akal yang tertutup.

Tapi pelacur pernah taubat juga. Pada kisah lain yang juga terjadi di jaman Bani Israil, seorang pemuda sholeh bangkit syahwatnya ketika lewat di depan rumah wanita yang sedang mangkal. Ia pun mengumpulkan uang untuk melampiaskan hasrat itu.

Setelah berada satu ranjang dengan si gadis (ya kali gadis…), pemuda tadi menjalankan bidak e2-e4 sebagai pembukaan Spanyol. Eh… kok malah maen catur. Ngaco nih…

Jadi gini, pemuda tadi yang sudah tinggal mengeksekusi, malah tiba-tiba ketakutan. “Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT, Tuhanku, maka izinkanlah aku untuk keluar!” ujarnya. Mungkin si pelacur dalam hati berbicara, “kan lu sendiri yang mau masuk ke sini, Bambaaang…”

Melihat ekspresi pemuda yang ketakutan sembali berucap “celaka dan rusak”, pelacur itu pun tersentuh hatinya. Ia sadar, lalu seiring waktu bertaubat dengan sungguh kepada Allah swt.

Lalu gadis (masih aja dibilang gadis) tersebut, mencari rumah si pemuda untuk minta dinikahi sekaligus minta diajarkan agama. Ketemu. Tetapi begitu melihatnya, pemuda sholeh itu langsung menjerit keras dan wafat.

Singkat cerita, kesungguhan taubat si wanita ditunjukkan dengan menikahi pria sholeh yang miskin yang masih bersaudara dengan pemuda tadi. Dalam kisah ini disebutkan Allah memberi karunia tujuh putra yang menjadi nabi di tengah Bani Israil. Allahua’lam.

Begitulah cerita tentang pelacur dan pemuda sholeh. Sudah dari jaman dulu pelacur cari gara-gara dengan orang sholeh. Tak bisa akur, kecuali si pelacur bertaubat kepada Allah swt.

Meski memang kita tidak boleh memvonis akhir dari hidup seseorang. Karena ada kisah pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing ketika ia sedang kehausan di akhir hayatnya.

Eitts… Tapi ada catatannya. Bila dianalisa, jelaslah bahwa wanita itu menjadi pelacur karena terdesak keadaan. Kalau tidak, mana mungkin ia sampai kehausan lalu berjalan mencari sumur. Hidupnya jelas beda dengan pelacur yang rate-nya puluhan sampai ratusan juta rupiah yang melonte karena rakus dunia.