RSS

Monthly Archives: January 2020

Banjir Jakarta dan SARA

Para relawan kemanusiaan dari berbagai komunitas tengah sibuk mengevakuasi korban ketika Ruhut Sitompul mengeluarkan nyinyiran khasnya di twitter.

“Ma’afkan Kami Tuhan, karena Kesombongan Orang yg terpilih menjadi Gubernur dgn cara SARA Ujaran Kebencian Fitnah & Teror Rakyat Jakarta & Sekitarnya menjadi Korban Bencana Hujan Banjir berkepanjangan karena Ibu Kota tidak Ditata dgn baik hanya Bersilat Lidah saja MERDEKA,” begitu tulisnya di akun @ruhutsitompul, 2 Januari 2020.

SARA kembali diungkit-ungkit. Seperti biasa, bersama nyinyiran kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sementara malam sebelumnya, ormas Front Pembela Islam (FPI) dikabarkan sedang sibuk menyelamatkan warga Tionghoa. JPNN memuat kiprah mereka.

https://www.jpnn.com/news/fpi-evakuasi-warga-tionghoa-dari-banjir-di-bekasi-nih-fotonya

Tak hanya warga keturunan, sebuah video memperlihatkan ormas yang totalitas mendukung Anies Baswedan di pilgub Jakarta 2017 lalu itu menyalurkan bantuannya kepada “orang bule” di tengah banjir.

Tak kalah dengan FPI, Partai Keadilan Sejahtera juga mengerahkan para kadernya turun menerjang banjir. Partai ini lah yang ikut mengusung Anies Baswedan.

Sebuah ucapan terima kasih melalui whatsapp disampaikan oleh seorang warga bernama Bitler Lumbangaol. Ia mensyukuri bantuan PKS di komplek Arsip pada tanggal 1 Januari 2020. “Kiranya Tuhan yang membalas kebaikannya,” begitu tulis bapak tersebut.

Ucapan terima kasih juga datang oleh sebuah nomor whatsapp dengan nama pengguna Grace kepada kader PKS Pondok Gede. Ia mengenang pertolongan yang ia dapat 12 tahun lalu. Dan akunya, sejak itu ia jatuh cinta kepada partai dakwah tersebut.

Tuduhan SARA masih terus dibunyikan. Kendati didapati kejadian yang sebaliknya.

Masih hangat memori aksi 212 dan 112 yang diselingi iring-iringan pengantin non muslim. Para peserta aksi memberi jalan dan kemudahan bagi para pengantin untuk menuju gerejanya. Pemandangan itu jelas memupus tuduhan SARA. Tapi para penuduh tak pernah mempertimbangkan.

Kasus yang sering diangkat adalah kematian Nenek Hindun. Kabar burung mengatakan musholla dekat tempat ia tinggal menolak agar jenazakhnya disholatkan di sana.

Padahal kenyataannya bukan penolakan. Tapi jenazah Nenek Hindun disholatkan di rumah untuk efisiensi waktu karena hari sudah menjelang malam dan ada tanda-tanda hujan akan turun.

Bahkan imam yang menyolati Nenek Hindun adalah ustadz Syafi’i, kader/simpatisan PKS. Dan mobil ambulan yang mengangkut jenazah Nenek Hindun milik Partai Gerindra, partai pengusung pasangan Anies-Sandi.

https://zicoofficial.wordpress.com/2017/03/20/peristiwa-nenek-hindun-ada-mutiara-toleransi-dalam-lumpur-politisasi/

Sindiran “gubernur seiman” juga sering dilontarkan melengkapi tuduhan SARA. Padahal SMRC pernah merilis survei pada Oktober 2016 yang memperlihatkan justru pilihan pemeluk protestan-katolik terkonsolidasi kepada Ahok sampai 95,7 persen.

http://www.teropongsenayan.com/50338-survei-smrc-protestan-dan-katolik-bulat-pilih-ahok

Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) merilis survei serupa di bulan Desember 2016. Hasilnya 90 persen etnis Cina memilih pasangan Ahok-Djarot, 4 persen mendukung Anies-Sandi dan 1 persen mendukung Agus-Sylvi.

https://www.suara.com/news/2016/12/19/013100/survei-hampir-100-persen-etnis-cina-pilih-ahok

Tuduhan SARA itu jauh panggang dari api. Tapi lagu lama dari radio rusak ini terus diputar. Sementara yang tertuduh SARA tengah melakukan kerja kemanusiaan tanpa pandang bulu.

Bagi yang mengeluhkan politik identitas di Indonesia, harusnya sudah paham di mana titik pusat masalah itu.

 
Leave a comment

Posted by on January 3, 2020 in Artikel Umum