RSS

Monthly Archives: March 2012

Kondisikan Anak Dengan Nuansa Tarbiyah

“Abi, nitip anak-anak ya. Umi mau liqo'”. Ujar Nita, seorang ibu yang memiliki dua anak hasil pernikahan di jalan dakwah.

“Bawa aja, umi. Biar anak ngerasain suasana tarbiyah. Anak-anak itu harus dikondisikan dengan tarbiyah sedari kecil.” Jawab Dedi, suaminya yang sedang berbaring di tempat tidur berkemul selimut.

“Repot abii…!! Terus abi ngapain di rumah? Tidur?” Tanya Nita.

“Iya. Abi ngantuk. Hehe.. Bawa aja ya anak-anak liqo’ sama umi.” Pungkas Dedi dengan mata terpejam.

Ya, walau jawaban Dedi terkesan ngeles, tapi mengkondisikan anak dengan suasana tarbiyah sejak dini memang suatu kemestian agar anak terbiasa dengan suasana ilmiah.

Manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Dan untuk seorang anak yang otaknya bekerja seperti spons, menyerap dengan cepat, maka lingkungan yang baik yang mengitarinya akan membuat ia tumbuh dalam keadaan yang baik pula. Memberikan lingkungan yang penuh nuansa tarbiyah, ilmiyah, dan ruhiyah akan membuatnya hidup dengan nuansa seperti itu pula. Begitulah seharusnya ikhtiar yang dilakukan oleh keluarga muslim untuk anggota keluarganya.

Contoh yang bisa diterapkan misalnya dengan membuat jam tilawah di rumah. Sehabis maghrib, kedua orang tua memberi contoh kesibukan dengan membaca qur’an sembari menunggu waktu isya’. Melihat orang tuanya membaca qur’an, tentu si anak akan ‘gatal’ juga untuk ikutan membaca. Bila belum sampai kajinya, mungkin si anak akan membuka buku iqro’nya dan mengeja huruf-huruf hijaiyah satu demi satu.

Pengkondisian yang sudah sering dilakukan adalah saat berpuasa di bulan Ramadhan. Saat-saat sahur dan berbuka adalah saat dimana sang anak ingin terlibat di dalamnya. Saat sahur atau berbuka, hidangan digelar di atas meja dan anggota keluarga berkumpul mengelilinginya. Melihat makanan saja anak-anak akan tertarik, apalagi orang tuanya berkumpul di dekat makanan itu.  Maka mengajarkan anak berpuasa sesungguhnya tak begitu sulit di bulan Ramadhan karena orang tua sudah menjadi pelaku utama. Si anak tinggal mencontoh. Tinggal negosiasi durasi berpuasa saja yang mungkin sedikit alot. Si anak ingin berpuasa sampai jam 12 siang, tapi orang tua menawar hingga pukul satu siang. Yang penting si anak sudah terbawa ritme aktivitas orang tua. Dan terkondisikanlah anak tersebut.

Untuk keluarga aktivis dakwah, membawa anak saat demonstrasi juga merupakan pengkondisian anak untuk menghadapi dunia yang penuh dengan pertarungan haq dan bathil. Syukurlah, demonstrasi yang diselenggarakan oleh aktivis dakwah jarang sekali terdengar terjadi keributan. Demonstrasi mendukung Palestina misalnya, meskipun di hati para demonstran penuh kemarahan dengan Israel, tapi aksi yang terjadi sangat ramah untuk anak-anak. Ada nasyid yang mengalunkan lagu-lagu perlawanan, ada banyak bendera yang berwarna-warni, ada spanduk dan poster yang berhias tulisan-tulisan menarik. Dan para demonstran lain juga membawa anaknya. Sehingga demonstrasi seperti piknik saja bagi anak-anak. Meskipun begitu, itulah sebuah pengkondisian untuk seorang anak.

Contoh pengkondisian untuk anak yang dilakukan di zaman Rasulullah saw adalah saat Rasulullah saw menggendong Hasan dan Husein untuk sholat berjamaah di masjid. Diriwayatkan dari Abdullah bin Syadad, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar untuk shalat bersama kami untuk shalat siang (zhuhur atau ashar), dan dia sambil menggendong (hasan atau Husein), lalu Beliau maju ke depan dan anak itu di letakkannya kemudian bertakbir untuk shalat, maka dia shalat, lalu dia sujud dan sujudnya itu lama sekali. Aku angkat kepalaku, kulihat anak itu berada di atas punggung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan beliau sedang sujud, maka saya pun kembali sujud. Setelah shalat selesai, manusia berkata: “Wahai Rasulullah, tadi lama sekali Anda sujud, kami menyangka telah terjadi apa-apa, atau barangkali wahyu turun kepadamu?” Beliau bersabda: “Semua itu tidak terjadi, hanya saja cucuku ini mengendarai punggungku, dan saya tidak mau memutuskannya dengan segera sampai dia puas.” (HR. An Nasa’i No. 1141, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i No. 1141)

Maka sesungguhnya tidak bermasalah menyertakan anak ke agenda-agenda tarbiyah seperti halaqoh, tatsqif, dll. Selama agenda itu memang ramah untuk anak-anak. Dengan sepert itu, anak-anak bisa juga berinteraksi dengan anak kader dakwah lainnya. Mereka akan dikelilingi dengan aktivitas yang baik dan teman-teman yang baik.

Jadi, ayo hadirkan bi’ah (lingkungan) yang baik untuk anak-anak agar mereka terkondisikan.